Pemirsa yang hanya melihat acara “Sexophone” dari kulit luarnya saja, mungkin mengira acara yang ditayangkan Trans TV ini bertopik alat musik keluarga terompet itu. Namun mereka yang jeli melihat tulisan, sudah langsung mengira acara ini seputar seks yang sudah pasti akan mengeksploitasi tubuh wanita.
Alat musik ini sebenarnya bernama saxophone. Oleh Trans TV, disebut “Sexophone” untuk mencari sensasi. Jika dipadukan dengan host yang bicara seperti wanita malam, lengkap sudah kecurigaan kemana acara ini hendak dibawa.
Dan ternyata benar, sebagian besar acara memang mengeksploitasi tubuh wanita yang gemar mencari popularitas atau mencari makan dengan cara seperti itu. Apakah Trans TV ingin mengajarkan pemirsa untuk meniru profesi mereka ?
Entahlah. Satu hal yang pasti, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sudah memberikan teguran. Walau Trans TV menolak mengkampanyekan seks bebas, tetap saja mereka tak bisa lari dari kenyataan.
Acara “Sexophone” telah membuat wanita kehilangan rasa malu dan harga diri. Lalu bagaimana bangsa lain akan menghormati wanita Indonesia, kalau Indonesia sendiri tak menghormati wanitanya ? hendri nova
Tinggalkan Balasan